Situs Al Ula di Arab Saudi, Tempat yang Dilarang Nabi Muhammad SAW Dikunjungi Minggu, 27/10/2024 | 13:20
Rumah Batu kaum Tsamud di Al Ula
BNEWS - Kota Al Ula di Arab Saudi adalah tempat yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW untuk dikunjungi. Mengapa demikian? Kota Al Ula memiliki sejarah panjang dan berkaitan dengan Kaum Tsamud yang dihancurkan oleh azab Allah SWT.
Tetapi Arab Saudi baru-baru ini berusaha mengubah situs warisan peradaban kuno yang terletak tidak jauh dari kawasan Al Ula sebagai tempat tujuan wisata global. Hal ini dianggap sebagai sebuah upaya untuk membuka diri terhadap dunia dan mendiversifikasi ekonomi Kerajaan dari ketergantungan minyak.
Dilansir dari The Islamic Information, tempat misterius kuno yang juga disebut Hegra atau Al-Hijr dipenuhi dengan gunung-gunung besar dan ukiran konstruksi yang luar biasa indah, yang tidak tersentuh selama berabad-abad. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu warisan tertuanya.
Menurut para arkeolog, konstruksi di gunung seperti yang terlihat di tempat itu bukanlah pekerjaan orang biasa karena untuk saat ini saja, perlu menggunakan mesin yang kuat untuk melakukannya.
Dalam Islam, tempat ini juga dikenal sebagai Madain Saleh, yaitu rumah bagi kaum Tsamud (bangsa Tsamud) atau kaum Nabi Saleh AS yang dikenal karena kekuatan dan keterampilan ajaibnya membuat ukiran gunung dan konstruksi yang masih bisa kita lihat hingga hari ini.
Konon daerah ini dulunya sangat subur dan hijau, yang memiliki padi-padian dan hasil panen yang cukup setiap tahunnya. Namun, kekayaan alam yang melimpah ini membuat orang kaya di kalangan kaum Tsamud menjadi sombong dan kejam, dan suka menyiksa dan membunuh orang miskin.
Nabi Saleh AS kemudian diutus untuk membimbing kaum Tsamud oleh Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan dalam Alquran yakni dalam Al A'araf ayat 73.
Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."
Tetapi kaum Tsamud malah menantang Saleh dan meminta untuk melakukan mukjizat membuktikan kenabiannya. Mereka menantangnya untuk mengeluarkan seekor unta dari bebatuan di dekatnya.
Saleh berdoa, dan keajaiban terjadi dengan izin Allah. Seekor unta betina muncul di antara mereka dan melahirkan seekor anak sapi. Nabi Saleh kemudian memerintahkan orang-orang Thamud untuk menghormatinya.
Beberapa dari mereka memang kaum Tsamud ini percaya pada kenabian Saleh. tetapi yang lain tetap menolaknya dan dua dari mereka membunuh unta yang tidak bersalah. Sebagai hukuman untuk ini, Allah mengirimkan gempa bumi di tengah malam, yang membuat mereka semua mati, dan tidak ada yang bangun lagi.
Dalam surat Al-A’raf ayat 78, Allah berfirman, Artinya: "Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka." (QS. Al A'raf:78).
Ketika Nabi Muhammad SAW melewati tempat ini saat pergi untuk Pertempuran Tabuk, Beliau secara khusus menunjuk tempat ini (Al Ula atau Madain Saleh) kepada para sahabatnya sebagai seorang ibrat.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka untuk minum air hanya dari satu sumur yang digunakan oleh unta Hazrat Saleh AS dan melarang mereka makan dan minum apapun dari daerah tersebut dan melewatinya dengan agak cepat.
Ternyata kemudian para peneliti setuju bahwa tidak aman bagi manusia untuk tinggal lama di sana. Gempa besar yang terjadi ribuan tahun lalu menipiskan lapisan pelindung bawah tanah bumi dan para ilmuwan telah menemukan lubang besar di lapisan ozon atmosfer tepat di atas area yang hancur ini.
Hal ini menempatkan wilayah tersebut pada risiko kerusakan akibat gempa bumi, kerusakan akibat sinar UV, berbagai penyakit kulit, kanker, dan badai alam.
Hal ini sesuai dengan larangan yang disabdakan Nabi Muhammad SAW tentang tempat ini. Tempat yang merupakan tanda ibrat ini, tidak boleh digunakan sebagai tempat kesenangan dan hiburan.
Madain Saleh telah menjadi rumah bagi orang-orang yang dihancurkan oleh Azab dan murka Allah. Tempat ini seharusnya mengingatkan kita akan Pencipta kita, Keagungan-Nya, dan Kuasa-Nya. Tetapi sebaliknya, tempat ini mulai dirayakan dan dinikmati sebagai seni arsitektur.**/zie/ROL