Hari Penerbangan, Wakil Rektor Undana Optimis akan Lahir Habibie Baru Senin, 27/10/2025 | 10:58
Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng
Berkabarnews.com. Kupang - Setiap tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Penerbangan Nasional, momen yang bukan hanya pengingat sejarah, tetapi juga cermin untuk menakar sejauh mana perkembangan teknologi penerbangan di tanah air, yang sunti senyap setelah tidak ada lagi BJ Habibie.
Tak heran, di tengah laju teknologi global dan derasnya minat generasi muda pada industri digital, muncul pertanyaan, apakah Indonesia mampu melahirkan Habibie baru. Pertanyaan ini dijawab lugas oleh Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, Wakil Rektor IV Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang.
Menurut Jefri yang merupakan lulusan teknik mesin ini, kunci untuk melahirkan sosok sekelas Habibie bukan pada keajaiban individu, melainkan pada sistem pendidikan dan budaya ilmiah yang mendukung riset dan eksperimen. “Fungsi dan peran industri penerbangan di Indonesia ini sangat penting dan sangat krusial, apalagi kita negara kepulauan,” kata Jefri.
Bagi Prof Jefri, Hari Penerbangan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat bahwa kemajuan sebuah negara bergantung pada kemandirian teknologinya. Menurutnya kekuatan industri penerbangan bahkan berpengaruh terhadap sektor pertahanan dan kebanggaan nasional.
“Industri penerbangan merupakan identitas dari suatu negara. Dengan kuatnya teknologi dan industri penerbangan, itu juga menunjukkan betapa kuatnya suatu negara,” katanya.
Bagi Prof Jefri, nama Habibie selalu punya tempat istimewa. Sebagai lulusan teknik mesin, kekaguman Jefri pada Habibie bukan semata karena kepintaran, tapi karena dedikasi ilmiahnya yang mendalam dan relevan hingga kini. “Sudah pasti bagi saya Habibie adalah tokoh yang paling berkesan kalau kita bicara teknologi penerbangan. Saya sangat mengidolakan beliau, karena kami itu satu bidang ilmu,” katanya.
Crack propagation theory atau teori perambatan keretakan yang ditemukan oleh Habibie sangat menginspirasi. Teori tersebut merupakan model matematika untuk memprediksi perilaku perambatan retak pada struktur pesawat hingga tingkat atom. Teori ini penting sebab, sebelum Habibie merintis karier di dunia dirgantara, banyak kecelakaan pesawat yang terjadi akibat kegagalan struktural.
Menurut Prof Jefri, rumus Habibie menjadi salah satu warisan ilmiah paling fundamental dalam dunia penerbangan. Baginya, Habibie adalah teladan sempurna, ilmuwan yang berpikir mendalam, bekerja dengan disiplin, dan berjiwa pengabdian.
Untuk melahirkan generasi penerus yang mampu berpikir sebrilian BJ Habibie, Prof Jefri menekankan bahwa dibutuhkan sistem pendidikan dan ekosistem riset yang berkelanjutan. Menurutnya, kemajuan teknologi tidak bisa lahir dari ruang kosong, ia tumbuh dari ruang belajar yang hidup dan terbuka terhadap perubahan. Dalam pandangannya, ada tiga strategi utama yang harus ditempuh agar semangat Habibie tidak berhenti sebagai nostalgia.
Jefri menilai, dunia teknik bergerak begitu cepat, sementara banyak lembaga pendidikan justru berjalan di tempat. Kurikulum yang tak menyesuaikan dengan perubahan teknologi hanya akan membuat lulusan gagap menghadapi industri modern. Oleh karena itu, pendidikan teknik perlu mampu menyesuaikan diri dengan arah riset dan inovasi terkini, agar mahasiswa tak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi pencipta.
“Jadi ilmu yang dipelajari jika kita mau ada generasi muda yang memiliki kompetensi luar biasa di bidang industri penerbangan, maka kita sebagai dosen, sebagai guru itu harus melengkapi mereka dengan kurikulum yang adaptif dan sesuai perkembangan ilmu,” ujarnya.
Habibie, kata Jefri, bisa besar karena hidup dalam ekosistem yang memberi ruang bagi inovasi. Hari ini, kolaborasi seperti itu masih lemah di Indonesia. Dunia akademik sering berjalan sendiri, sementara industri dan pemerintah memiliki agenda yang tak selalu selaras. Padahal, sinergi di antara ketiganya adalah kunci agar hasil riset kampus bisa bertransformasi menjadi produk nyata di dunia industri.
“Industri dan universitas memerlukan intervensi kebijakan pemerintah yang hadir dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung perkembangan industri-industri tertentu termasuk industri penerbangan,” katanya.**/ril