Keutamaan I'tikaf 10 Terakhir Ramadhan, Niat dan Cara Melakukannya Senin, 03/05/2021 | 06:26
I'tikaf
BNEWS - I'tikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadhan menjadi pilihan umat Islam untuk meraih keutamaan dan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
I’tikaf artinya berdiam di dalam masjid dengan tata cara tertentu dan disertai niat dan Nabi Muhammad SAW juga selalu melakukannya, khususnya di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersadda: “Barang siapa yang ingin beri’tikaf denganku, maka lakukanlah pada sepuluh terakhir.” (HR. Bukhari).
Nabi SAW juga bersabda “ Barangsiapa yang beri’tikaf sepuluh hari di bulan Romadhan, maka baginya pahala dua haji dan dua umroh “ (HR. Al-Baihaqi, Syu’abil iman : 3 : 425),
“Barangsiapa yang beri’tikaf satu hari karena mengharap ridho Allah SWT, maka Allah menjadikan di antara dia dan api neraka jarak sejauh tiga khondaq / parit. Setiap khondaq dari khondak lainnya jaraknya sejauh langit dan bumi “ (HR. Thabrani, mu’jam Al-Awsath : 7322).
Istri Rasulullah SAW, Aisyah ra juga bercerita bahwa: “Nabi SAW selalu beri’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mewafatkan beliau” (HR Bukhori & Muslim).
“Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qodr dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (HR Bukhori)
Hukum I’tikaf Seluruh ulama sepakat bahwa secara hukum asal, ibadah i’tikaf itu hukumnya sunnah. Dan bisa berubah menjadi wajib, manakala seseorang bernadzar untuk melakukannya. Jumhur ulama menyepakati bahwa dalam satu ibadah i’tikaf, ada empat rukun yang harus dipenuhi, yaitu orang yang beri’tikaf (mu’takif), niat beri’tikaf, tempat i’tikaf (mu’takaf fihi) dan menetap di dalam masjid.
Syarat I'tikaf:
1.Niat. Dalam hati mengatakan : “ Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “ 2. Suci dari hadats besar. 3. Berakal. Jika di tengah-tengah I’tikaf dia menjadi gila, maka batal I’tikafnya. 4. Islam 5. Berdiam diri 6. Berada di dalam masjid.***/zi/int