Hanya Daerah Zona Hijau Boleh Melakukan Sekolah Tatap Muka Selasa, 08/06/2021 | 04:16
BNEWS - Direktur SMP Kemendikbud, Mulyatsyah mengatakan, Pemerintah membuka opsi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai tahun ajaran atau Juli 2021 dan hanya untuk wilayah zona hijau kasus Covid-19.
Menurutnya, opsi PTM pada tahun kedua pandemi Covid-19 ini memang harus tetap dibuka, agar para siswa dan orangtua memiliki pilihan lain, selain Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yang telah dilaksanakan setahun terakhir.
"Sesuai SKB 3 Menteri, mulai dari periode Maret sampai Juni 2020, pada SKB yang pertama itu seluruh zona, merah, hijau dan semua tidak diberlakukan pembelajaran tatap muka," katanya, saat zoom meeting, Senin (7/7/2021).
Mulyatsyah juga mengatakan, pada 15 Juli sampai 7 Agustus 2020, PTM mulai dibolehkan secara terbatas, hanya untuk wilayah zona hijau saja. Sedang wilayah zona lainnya tetap PJJ.
"Kemudian, pada Agustus akhir sampai Desember 2020, kita lakukan pengkajian kembali dan penyesuaian PTM dapat dilakukan dengan syarat tertentu, baik pada zona hijau, dan kuning," tuturnya.
Sedang wilayah yang masuk zona orange dan merah, tetap melanjutkan belajar dari rumah sesuai dengan opsi pertama, yakni PJJ. Memasuki Januari 2021, Kemendikbud melakukan kajian PJJ dan PTM terbatas yang telah dijalankan.
"Terakhir, pada Januari 2021 sampai sekarang, dari hasil kajian yang dilakukan oleh Kemendikbud seiring dengan perkembangan fluktuasi pandemi Covid-19, ternyata terjadi dampak pada anak-anak," katanya.
Selama PJJ setahun terakhir, menurut Mulyatsyah, terjadi lonjakan angka anak putus sekolah, terdapat penurunan pencapaian belajar pada anak dan kesenjangan pencapaian pada anak, hingga meningkatnya laku kekerasan pada anak usia sekolah.
"PJJ yang berkepanjangan, menimbulkan dampak sosial dan psikologis yang cukup serius pada anak. Dari hasil kajian itulah, kita putuskan membuka opsi PTM secara terbatas, selain PJJ, pada Juli 2012," katanya.
Untuk mencegah cluster Covid-19 di sekolah, pihaknya akan mengebut proses vaksinasi terhadap 5,9 juta guru dan tenaga pengajar, karena dari segi usia, para guru ini lebih rentan terpapar Covid-19 ketimbang para siswa.**/ara